Ketua MPKS PP Muhammadiyah: Ayo Peduli Lansia

Dalam rangka peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HALUN) ke-27, Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MPKS) bekerjasama dengan Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (Kesos FISIP UMJ) menyelengarakan diskusi publik untuk mewujudkan lansia sehat, sejahtera dan bermartabat. Diskusi yang dihadiri para pemangku kebijakan, sivitas akademika, praktisi Kesehatan, dan masyarakat Ini dilaksanakan secara hybrid pada hari Selasa (30/05/2023) di Ruang Rapat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Acara ini dihadiri oleh Rektor UMJ Dr. MA’mun Murod, S.Sos., M.Si., Figur Ulama Muhammadiyah Dr. Kiai Saad Ibrahim, Ketua MPKS PP Muhammadiyah Dr. Mariman Darto, M.Si., Kaprodi Kesos FISIP UMJ Muhammad Sahrul, M.Si. dan dosen FISIP UMJ. Diskusi publik ini juga diisi oleh narasumber Ketua Komisi 8 DPR RI Dr. Ashabul Kahfi, M.Ag., Penggiat Kelanjutusiaan Dr. Adhi Santika, MS. SH., Dosen Kesos FISIP UMJ Rahmawati, S.Ag., M.Si. Acara ini juga diikuti oleh mahasiswa Prodi Kesos FISIP UMJ dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia yang hadir secara daring via Zoom.

“Semakin terawat usia lanjut, semakin bermartabat sebuah bangsa. Kita harus pahami lebih detail, di Jepang 2/3 penduduknya berusia lanjut, dan disana perhatian terhadap orang-orang yang sudah lanjut sangat luar biasa. Dan perlu saya ingatkan bahwa tingkat perhatian disana dilakukan lewat dimensi physically kepada yang berusia lanjut,” papar Dr. Kiai Saad Ibrahim.

Muhammadiyah berperan sangat penting karena memilki strategi terhadap persoalan terhadap lansia dan berharap proses mitigasi demografi kependudukan dapat seimbang dan kendala terhadap kondisi ketimpangan masalah lansia.

“Antisipasi terhadap persoalan lansia ini perlu dilakukan agar tidak menjadi beban dengan mendorong dan mengaktivasi serta meningkatkan produktivitas mereka dengan program yang kita lakukan,” papar Ketua MPKS PP Muhammadiyah Dr. Mariman Darto, M.Si.

Usia lansia dapat dikatakan bukan usia yang muda lagi karena kondisi fisik yang sudah melemah, kondisi fisik ini membuat terbatas untuk bersosial dan tidak seperti di masa muda. Pada kondisi tertentu lansia seringkali merasakan kesepian seperti diitinggal wafat pasangan, finansial, dan tempat tinggal.

“Bahwa yang terpenting di usia lansia adalah bagaimana menjalani masa lansia dengan kondisi bahagia adalah keinginan semua orang,” papar Ketua Komisi 8 DPR RI Dr. Ashabul Kahfi, M.Ag.

“Banyak sekali demografis yang menunjukan jumlah angka lansia baik dari angka kesehatan, umur dan kondisi yang lain. Perhitungan demografi ini memang benar adanya, tetapi tidak hanya terpaku pada itu saja melainkan kita juga harus memikirkan langkah-langkah dengan membuat program sosial dan lebih memperdalam bagaimana dimensi sosial di usia lansia,” papar Penggiat Kelanjutusiaan Dr. Adhi Santika, MS. SH.

Di usia lansia tidak hanya fisik, finansial, keluarga dan faktor lainnya, tetapi bagaimana pemerintah juga memberikan wujud untuk mensejahterakan lansia dengan memberikan program pelayanan sosial dan pengaturan terhadap peraturan perundang-undangan tentang lansia. “Tidak hanya pemerintah, perguruan tinggi juga memiliki peran dalam meningkatkan kesejahteraan lansia. Semua yang terlibat dalam perguruan tinggi termasuk dosen, mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan,” papar Dosen Kesos FISIP UMJ Rahmawati, S.Ag., M.Si.


Editor : Tria Patrianti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *